Mutiara Ulama

SENARAI :

12.Perjuangan Ulama Sufi Di Medan Jihad Untuk Tegakkan Islam - Bahagian 
13.Ustaz Iqbal Zain - Merendah Diri Kunci Ilmu Ladunni
14.Bicara Cinta Dan Rindu... - Dari Al-Mahabbah karya Imam Al-Ghazali

1.
Bahaya Fitnah

Hadith dari Huzaifah r.a:

Sayidina Umar r.a pernah bertanya aku ketika aku bersamanya.

Katanya: Siapakah di antara kamu yang pernah mendengar Rasulullah s.a.w meriwayatkan tentang fitnah? 

Para sahabat menjawab: Kami pernah mendengarnya.

Sayidina Umar bertanya: Apakah kamu bermaksud fitnah seorang lelaki bersama keluarga dan jiran tetangganya? 

Mereka menjawab: Ya, benar.

Sayidina Umar berkata: Fitnah tersebut boleh dihapuskan oleh sembahyang, puasa dan zakat. 

Huzaifah berkata:Tetapi, siapakah di antara kamu yang pernah mendengar Nabi s.a.w bersabda tentang fitnah yang bergelombang sebagaimana lautan bergelombang? 

Para sahabat terdiam.

Kemudian Huzaifah berkata: Aku, wahai Umar!

Sayidina Umar berkata: Engkau.

Lantas Sayidina Umar memuji dengan berkata ayahmu adalah milik Allah.

Huzaifah berkata: Aku dengar Rasulullah s.a.w bersabda: Fitnah akan melekat di hati manusia bagaikan tikar yang dianyam secara tegak-menegak antara satu sama lain. Mana-mana hati yang dihinggapi oleh fitnah, nescaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana-mana hati yang tidak dihinggapinya, akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehinggalah hati tersebut terbahagi dua: Sebahagiannya menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Manakala sebahagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti bekas tembaga berkarat, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran, segala-galanya adalah mengikut keinginan (Hadith Riwayat Muslim)


2.
Tanda-Tanda Orang Arif Billah

Seperti kata guruku, tanda-tanda orang Arifbillah (Wali Allah) itu adalah;

1. Apabila kita duduk dengannya kita akan mendapat ilmu makrifat.

2. Apabila kita bersalaman dan berdakapan dengannya kita akan memperolehi limpahan rohani.

3. Apabila kita memandang dirinya akan terus mengingatkan kita kepada Wujud Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

4. Apabila kita mendengar perkataannya, kata-katanya itu dapat mengikis keaiban-keaiban seperti sombong, riak, takabur, ujub, hasad dengki dan marah dari perasaan dan hati kita yang terdalam.

5. Apabila sering bersamanya kita akan dapat merasakan ketenangan dan keberkatan cahaya yang keluar dari dirinya.

6. Apabila ada orang lain yang cuba memusuhi dan menyakitinya, diri kita juga akan sama terasa sakit dan dimusuhi.

7. Apabila kita berjauhan dengannya kita akan terasa begitu rindu dengannya dan segera ingin bertemu.

8. Apabila kita tiada bersamanya pada suatu ketika, kita akan merasa alam hidup kita ini sunyi dan kekosongan tanpanya.

9. Arifbillah itu tidak suka mencela atau menghina ilmu-ilmu yang terdapat pada orang-orang sufi yang Haq.

10. Arifbillah itu termasuk golongan Auliya’ Allah, namun tidak semua Auliya’ Allah itu adalah kalangan ulamak. Arifbillah atau Auliya’ Allah itu boleh jadi seperti orang biasa dalam kedudukan masyarakat kita yang tidak ada pangkat dan harta, dan sedikit sahaja orang mengenalinya, ada yang suka hidup memencilkan diri dan dipinggirkan keluarga serta masyarakat.

11. Arifbillah atau Auliya’ Allah adalah terlalu sedikit jumlahnya yang ada di dunia ini berbanding ulamak yang jumlahnya terlalu ramai dan mudah dikenali.

12. Pada kebiasaannya, tanda-tanda seorang itu Arifbillah atau Auliya’ Allah bahwa dirinya sering menerima pelbagai ujian dari masyarakat awam yang tidak mengenali martabat kemuliaannya yang tersangat hampir di sisi Allah dan sebagai kekasih Allah (Habibullah). Masyarakat awam sering melemparkan kutukan dan kata-kata yang kesat, tuduhan dan fitnah, mengejek dan memperlikan ajaran-ajarannya serta kebaikan-kebaikan yang dilakukannya di jalan Allah. 

13. Sesiapa yang memuliakan Arifbillah, Allah juga akan memuliakannya meskipun ia seorang ahli maksiat. Sesiapa yang memusuhi Arifbillah, Allah juga akan memusuhinya meskipun ia seorang ahli ibadat.

3.
Tidak Mungkin Ada Dua Cinta Dalam Satu Hati

Untuk Hamba-hamba Sejati

Allah SWT berfirman kepada Nabi Daud a.s.:

“Katakan kepada hamba-hambaKu yang berbondong-bondong menuju kepada KecintaanKu, ‘Apa ruginya bagi kalian bila Aku menutup Diri dari para makhlukKu, sementara Aku angkat tirai antara Aku dan kalian sehingga kalian dapat melihat Aku dengan Mata Batin kalian? 

Apa ruginya kalian kalau Aku jauhkan dari dunia, sementara Aku bentangkan agamaKu untuk kalian? 

Apa ruginya manusia mencemuh dan menghina kalian, sedangkan kalian sendiri telah memperolehi KeredhaanKu. 

Bayangkanlah engkau mencintaiKu! Jika engkau mencintaiKu, maka Aku akan keluarkan kecintaan dunia dari hatimu. Sebab, kecintaan kepada-Ku dan kecintaan pada dunia tidak dapat menyatu dalam satu hati. 

Wahai Daud! KekasihKu menjauh dari dunia sejauh-jauhnya, sedangkan ahli dunia merangkulnya sekuat-kuatnya. Serahkan urusan agamamu sepenuhnya kepadaKu dan jangan serahkan kepada manusia. 

Jika sudah jelas bagimu bahawa sesuatu itu selaras dengan langkahmu menuju cintaKu, maka peganglah kuat-kuat dan jangan lepaskan!! 

Namun, jika sesuatu itu masih meragukan dan sulit ditentukan, maka serahkan kebenarannya kepadaKu. Aku akan segera bertindak Membimbing dan Meluruskanmu. Aku akan menjadi Pembimbing dan Penunjuk jalan bagimu. Aku berikan kepadamu apa yang tidak akan kamu minta. Aku juga memberimu pertolongan dalam menghadapi bermacam-macam kesulitan. 

Aku telah bersumpah pada diri-Ku sendiri bahwa Aku tidak akan memberi pahala kecuali kepada hamba yang sudah Aku ketahui semangat pencarian dan kehendaknya untuk memelukKu dan terus menerus merasa memerlukan Aku.” 

--Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mahabbah Wasy-Syawq Wal-Uns War-Ridha--

4.
Adab Saling Memuji

Waliyullah Al Habib Al Imam Yahya Bin Ahmad Al Aydrus

Lahir, Tarim 1345 H
Wafat, Makkah 1419 H

Adab saling memuji..

Percakapan Antara Sayyidina Abu Bakar & Imam Ali (radiallahu 'anhuma) tercatat dalam Sunan ad-Darimi, ketika beliau berdua tiba di pintu Nabi ﷺ.

Abu Bakar (radiallahu anhu) mengatakan: "Ya Ali, Anda masuk duluan."

Ali ('alayhi salam) menjawab: "Silakan Anda masuk sebelum aku. Aku tidak akan pernah masuk di depan seorang yang oleh Rasulullah ﷺ dikatakan bahwa matahari tidak pernah terbit atau terbenam jika ada orang yang lebih baik dibanding Abu Bakar. "

Abu Bakar (radiallahu anhu) menjawab: "Bagaimana aku bisa masuk mendahului seorang yang oleh Nabi ﷺ dikatakan bahwa wanita terbaik (Fatimah, 'salaam alayha) diberikan kepada orang yang terbaik."

Ali ('alayhi salam) berkata: "Saya tidak akan masuk sebelum seseorang yang Nabi ﷺ mengatakan pada hari kiamat panggilan akan datang dari Allah SWT " Wahai Abu Bakar! Anda & orang-orang yang mencintai Anda masuklah ke Jannaah! "

Abu Bakar (radiallahu anhu) menjawab: "Aku tidak akan pernah mendahului Anda karena Anda akan diangkat pada hari kiamat dan akan dikatakan bahwa 'dia adalah orang terbaik, seorang saudara terbaik & ayah yang terbaik."

Jibril (alayhi salam) kemudian diperintahkan untuk pergi ke Nabi ﷺ dan berkata, "Allah mengirimkan Salam Nya & semua Malaaika telah mendengarkan percakapan antara Abu Bakar dan Ali (radi'Allahu ta'ala anhuma) keluarlah dan jadi penengah diantara mereka, Allah (subhanahu wa ta'ala) mengirimkan rahmah khusus Nya & telah membangun pagar dari Imaan & Adab antara mereka "(Artinya mereka adalah orang-orang yg sangat berAdab)

Nabi ﷺ kemudian keluar & mencium keduanya dan berkata:

"Demi tangan yang telah meletakkan jiwaku, jika laut adalah tinta & dari batang pohon adalah pena dan seluruh ciptaan Allah di langit & bumi bersama menulis, mereka tidak akan pernah bisa menulis tentang kebajikan Anda atau menggambarkan kelebihan kata-kata Anda berdua"

--Di ambil dari Sunan ad Darimi--

5.
Kelebihan Ahlul Bayt

Maqam kasih Sayang kepada Keluarga (Ahlul Bayt) Nabi Muhammad saw..

“ Katakanlah ( wahai Muhammad ), aku tidak minta kepadamu suatu upah pun atas dakwahku melainkan kecintaan kepada al-Qurba ( keluarga terdekat ; baca : Ahlul Bayt-Ku)” Surah asy-Syu’ara:23 

Dari Abdul Muthalib ibnu Rab’ah ibnul Khariif, katanya Rasulullah SAW telah bersabda : ” Sesungguhnya sedeqah itu berasal dari kotoran harta manusia dan ia tidak dihalalkan bagi Muhammad mahupun bagi keluarga Muhammad .” (HR Muslim)

Siapa mereka Ahlu Bayt dari segi zakat / sedekah?

“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (Al-Ahzab :33)

Siapa mereka Ahlu Bayt dari penyucian Dosa?

Diriwayatkan oleh At-Thabarani, Rasulullah SAW bersabda: ` Semua sabab (kerabat) dan nasab (salasilah keturunan) akan terputus pada hari kiamat kelak kecuali kerabat dan nasabku’. ”

Siapa mereka Ahlul Bayt dari segi nasab?

Ya Allah, limpahkan selawat untuk Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan selawat untuk Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.Dan berkatilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”

(Kedudukan selawat ini ialah di belakang rukun tahiyyat akhir setiap solat)

Imam asy-Syafi’i dalam I’anah ath-Thalibin 1/200 mengatakan,

Wahai ahli bait Rasulullah, mencintai kalian

adalah kewajiban yang ditetapkan Allah di dalam al-Quran yang diturunkan-Nya

Cukup bagi kalian dari kebanggaan terbesar yang ada bahwa orang yang tidak bershalawat kepada kalian (di dalam shalat), maka tidaklah sah shalatnya

Siapa mereka ahlul Bayt dalam tahiyyat?

6.
FADHILAT DAN KELEBIHAN BERSELAWAT KE ATAS NABI MUHAMAD S.A.W

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ،

1) Sabda Rasullah s.a.w. : Brgsiapa yang berselawat ke atas ku sekali, nescaya Allah akan turunkan rahmat keatasnya 10 kali ganda - 

(HR Muslim.)

2) Allah akan hapuskan dosa2 kecil dengan kita mengamalkan berselawat sebanyak 11 kali setiap kali selesai menunaikan solat fardu. 

3) Jodoh di tentukan oleh Allah. Amalkan selawat 100 kali sehari, insya Allah akan di permudahkan bertemu jodoh sama ada lelaki @ wanita. 

4) Setiap penyakit ada penawarnya. Bacalah selawat 7 kali pada air dan minum. Insya Allah, perut yang sakit atau memulas akan sembuh. 

5) Sesiapa yang amal membaca selawat 3 kali setiap selepas solat 5 waktu akan di hilangkan kebuntuan fikiran dalam menghadapi apa jua masalah. 

6) Amalkan membaca selawat sebanyak 1000 kali sehari, insya Allah akan di kurniakan kebijaksanaan pemikiran. Di samping itu berusahalah untuk menerokai pelbagai ilmu. 

7) Sesiapa yang mengamalkan berselawat 11 kali setiap hari, dengan izin Allah dirinya akan lebih di hormati dan di hargai oleh org lain. 

8) Menurut Sayyid Ahmad Dahlan, sesiapa yang berselawat walau sekali pada malam Jumaat, saat mautnya kelak akan di permudahkan Allah saperti yang di hadapi oleh para nabi. 

9) Sesiapa yang berselawat 41 kali sehari, Insya Allah akan di hindarkan drpada sifat tercela saperti hasad dengki, dan sebagainya dalam dirinya. 

10) Sesiapa yang amalkan berselawat 1000 kali pada malam Jumaat, Insya Allah akan beroleh kebahagiaan samada di dunia mahupun di akhirat. 

11) Amalkan selawat 11 kali tiap kali selesai solat fardu kerana Allah akan mengindahkan akhlaknya menjadi lebih di senangi di kalangan org lain. 

12) Berselawat 33 kali sehari dapat menjernihkan hati, mudah memahami akan sesuatu ilmu yang di ajarkan, di samping beroleh ketenangan fikiran.

7.
101 Nama Nabi Muhammad S.A.W

Berikut 101 Nama Nabi Muhammad S.A.W di antaranya:

1. Muhammad : Yang Sangat Terpuji (surah 3:144, 33:40, 47:2, 48:29)
2. Ahmad : Yang paling agung puja dan pujinya kepada Allah (surah 61:6)
3. Hamid : Yang Memuji
4. Mahmud : Yang Terpuji
5. Qasim : Yang Membagi (sebenarnya Abul Qasim, Ayah Qasim, yang merupakan kunyah (julukan atau panggilan yang lazim untuk Nabi),
6. ‘Aqib : Yang Mengikuti, Yang Terakhir, sesudahnya tidak akan ada Nabi lagi
7. Fatih : Yang Membuka, Yang Menaklukkan
8. Syahid : Saksi (Surah 33:45)
9. Hasyir : Yang Pertama dibangkitkan dari kubur dan Mengumpulkan Manusia (pada Hari Kiamat) di Padang Masyar 10. Rasyid : Yang Terbimbing (surah 11:78) 
11. Masyhud : Yang Tersaksikan
12. Basyir : Pembawa Kabar kabar Baik (surah 7:88)
13. Nadzir : Pemberi Peringatan (surah 33:45 dan sering)
14. Da’i : Penyeru (surah 33:46)
15. Syafi : Yang Menyembuhkan
16. Hadi : Yang Memandu ke Kebenaran (surah 13:7)
17. Mahdi : Yang Terbimbing Baik
18. Mahi : Yang Menghapus (kedurhakaan), dengannya Allah menghapuskan kekafiran
19. Munzi : Yang Menyelamatkan, Yang Menyampaikan
20. Naji : Keselamatan
21. Rasul : Utusan (banyak terdapat di dalam Al-Quran)
22. Nabi : (banyak terdapat di dalam Al-Quran)
23. Ummi : Buta huruf (surah 21:107)
24. Tihami : Dari Tihama
25. Hasyimi : Dari Keluarga Hasyim
26. Abthani : Milik Al-Bathha (daerah di seputar Makkah)
27. Aziz : Yang Mulia (surah 9:128). Aziz juga sebuah Nama Allah
28. Harish ‘alaikum : Penuh Perhatian terhadap Anda (surah 9:128)
29. Rauf : Lembut (surah 9:128). Juga sebuah Nama Allah
30. Rahim : Penyayang (surah 9:128). juga sebuah Nama Allah
31. Thaha : (surah 20:1)
32. Mujtaba : Yang Terpilih
33. Thasin : (surah 27:1)
34. Murtadha : Yang Diridhai
35. Hamim : (permulaan surah 40:46)
36. Mushtafa : Yang Terpilih
37. Yasin : (surah 36:1)
38. Aula’ : Yang Lebih Patut, Yang Lebih Baik (surah 33:6)
39. Muzammil : Yang Terbungkus (surah 74:1)
40. Wali : Sahabat, Yang Menolong, Yang Berbuat Kebaikan. Juga sebuah nama Allah
41. Mudatstslr : Yang Berselimut (surah 73:1)
42. Matin : Yang Kukuh
43. Mushaddiq : Yang Menyatakan Kebenaran (surah 2: 101)
44. Thayyib : Yang Baik
45. Nashir : Yang Menolong. Juga sebuah Nama Allah
46. Manshur : Yang Ditolong (oleh Allah), Yang Berjaya
47. Mishbah : Dian, Lampu (suvah 24:35)
48. Amir : Pangeran, Pemimpin
49. Hijazi : Dari Hijaz
50. Tarazi : (_________)
51. Quraisyi : Dari Suku Quraisy
52. Mudhari : Dari Suku Mudhar
53. Nabi Al Tawbah: Nabinya Tobat
54. Hafizh : Yang Menjaga. Juga sebuah Nama Allah
55. Kamil : Yang Sempurna
56. Shadiq: : Yang Lurus, Tulus, Suci (Surah 19:54), digunakan untuk Ismail
57. Amin : Yang Terpercaya (Surah 26:107, 81:21)
58. Abdullah : Hamba Allah
59. Kalim Allah : Dia yang kepadanya Allah Berfirman (biasanya nama kehormatan Musa)
60. Habib Allah : Sahabat Tercinta Allah
61. Naji Allah : Sahabat Karib Allah (biasanya nama kehormatan Musa)
62. Shafi Allah : Sahabat Tulus Allah (biasanya nama kehormatan Adam)
63. Khatam Al-Anbiya’: Penutup Para Nabi (surah 33:40)
64. Hasib : Yang Mulia. Al Hasib, Juga sebuah Nama Allah (Asmaul Husna)
65. Mujib : Yang Menjawab. Juga sebuah Nama Allah
66. Syakur : Yang Banyak Bersyukur. Juga sebuah Nama Allah
67. Muqtashid : Mengambil sebuah Jalan Tengah (surah 35:32)
68. Rasul Al Rahmah : Rasulnya Rahmat
69. Qawi : Kuat. Juga sebuah Nama Allah
70. Hafi : Yang Tahu (surah 7:187)
71. Ma ’mun : Terpercaya
72. Ma ‘lum : Termasyhur
73. Haqq : Kebenaran (surah 3:86)
74. Mubin : Jelas, Nyata (surah 15:89)
75. Muthi : Taat
76. Awwal : Pertama. Juga sebuah Nama Allah
77. Akhir : Terakhir. Juga sebuah Nama Allah
78. Zhahir : Yang Lahir, Eksternal. Juga sebuah N ama Allah
79. Bathin : Yang Batin. Juga sebuah Nama Allah
80. Yatim : Yatim (surah 93:6)
81. Karim : Yang Pemurah (surah 81:19). Juga sebuah Nama Allah
82. Hakim : Yang Arif, Bijaksana. Juga sebuah Nama Allah
83. Sayyid : Tuan (surah 3:39)
84. Siraj : Dian, Lampu (surah 33:46)
85. Muni r : Bercahaya (Surah 33:46)
86. Muharram : Yang Terlarang, Suci
87. Mukarram : Yang Mulia
88. Mubasysyir : Pembawa Kabar Baik (surah 33:45)
89. Mudzakkir : Yang Mengingatkan
90. Muthahhar : Suci
91. Qarib : Dekat. Juga sebuah Nama Allah
92. Khalil : Sahabat Baik (biasanya nama kehormatan Ibrahim)
93. Mad’u : Yang Diseru
94. Jawwad : Yang Pemurah
95. Khatim : Penutup (surah 33:40)
96. ‘Adil : Yang Adil
97. Syahir : Termasyhur
98. Syahld : Yang Menyaksikan, Saksi. Juga sebuah Nama Allah
99. Muqaffi : Nabi Yang Datang sesudah Nabi Nabi sebelumnya dan mengikuti jejak mereka
100. Malhamah : Nabi yang telah diijinkan baginya dan bagi umatnya berperang melawan orang kafir yang menentangnya. 
101. Rasul Al-Malahim : Rasulnya Pertempuran pertempuran Hari hari Terakhir.

8.
Syaikh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani - Gelar Nabi Muhammad S.A.W

Terdapat pula berbagai gelar Baginda Nabi Muhammad SAW yang diambil dari Kitab AFDHAL ASH-SHALAWAT ‘ALA SAYYID AS-SADAT, susunan SYAIKH YUSUF bin ISMAIL AN-NABHANI, terbitan DAR AL-KUTUB AL-ISLAMIYAH (2004).

[1] SHAAHIBUL MAQAAM = Pemilik Kedudukan.
[2] SHAAHIBUL WASIILAH = Pemilik Wasilah.
[3] SHAAHIBUL QADAM = Pemilik Keutamaan.
[4] SHAAHIBUSSAYF = Pemegang Pedang.
[5] MAKHSHUUSHUN BIL’IZZ = Yang Teristimewa Kemuliaannya.
[6] SHAAHIBUL FADHIILAH = Pemilik Keutamaan.
[7] MAKHSHUUSHUN BILMAJD = Yang Teristimewa Keagungannya.
[8] SHAAHIBUL IZAAR = Yang Mengenakan Sarung.
[9] SHAAHIBUL HUJJAH = Pemilik Hujjah.
[10] SHAAHIBUL MAGHFAR = Yang Menjadi Sebab Ampunan.
[11] SHAAHIBUSSULTHAAN = Pemilik Singgasana.
[12] SHAAHIBUL-LIWAA’ = Pemilik Bendera.
[13] SHAAHIBURRIDAA’ = Pemilik Sorban.
[14] SHAAHIBUL MI’RAAJ = Pelaku Mi’raj.
[15] SHAAHIBUD DARAJATIRRAFI’AH = Pemilik Derajat Yang Tinggi.
[16] SHAAHIBUL QADHIIB = Pemilik Tongkat.
[17] SHAAHIBUTTAAJ = Pemilik Mahkota.
[18] SHAAHIBUL BURAAQ = Yang memiliki Buraq.
[19] SHAAHIBUL KHAATAM = Pemilik Cincin.
[20] MUTHAHHIRUL JANAAN = Yang Menyucikan Hati.
[21] SHAAHIBUL ‘ALAAMAH = Pemilik Tanda.
[22] RA’UUF = Yang Berbelas Kasih.
[23] RAHIIM = Penyayang.
[24] SHAAHIBUL BURHAAN = PemilikArgumentasi.
[25] SHAAHIHUL ISLAAM = Yang Benar Islamnya.
[26] SHAAHIBUL BAYAAN = Pemilik Keterangan.
[27] SAYYIDUL KAUNAIN = Penghulu Dua Negeri.
[28] FASHIIHUL LISAAN = Yang Fasih Lisannya.
[29] ‘AINUNNA’IIM = Sumber Kenikmatan.
[30] UDZUNU KHAIR = Telinga Kebaikan.
[31] ‘ALAMUL HUDAA = Tanda-tanda Petunjuk.
[32] ‘AINUL GHURR = Sumber Cahaya.
[33] KAASYIFUL KURAB = Penghapus Duka.
[34] RAAFI’UR RUTAB = Pengangkat Derajat.
[35] SA’DUL KHALQ = Kebahagiaan Makhluk.
[36] ‘IZZUL ‘ARAB = Kemuliaan Bangsa Arab.
[37] KHATHIIBUL UMAM = Pemberi Arahan Kepada Umat.
[38] SHAAHIBUL FARAJ = Pemilik Segala Jalan Keluar.

Marilah kita senantiasa memperbanyak selawat atas Rasulullah SAW, semoga kita dimasukkan ke dalam Umat Rasullullah SAW yang mendapatkan syafa’atul Udhmanya kelak di Yaumul Akhir, dan Semoga bermanfaat. Amin…..

9.
Habib Abu Bakar Al-Adni - Tausiyah

Nota Ringkas Tausiyah oleh Habib Abu Bakar Al-Adni sempena Majlis Haul Imam Abdullah Ibn Alawi Al-Hadad 2015 di Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah, Shah Alam. (Diterjemahkan oleh Habib Ali Zainal Abidin).

Habib Abu Bakar memuji kepada Allah, Rasulullah saw, para Sahabat, dan Imam Abdullah Ibn Alawi Al-Hadad. Katanya, kita berada dalam malam yang indah, agung, yang mengenalkan kita pada semua manusia dan alam, nilai kedamaian, simbol keamanan, budi pekerti yang ditunjukkan oleh golongan yang berjalan dengan petunjuk Rasulullah S.A.W. 

Tidak dinafikan di dunia ini ramai ulama', tidak akan sunyi setiap zaman kecuali ada ulama' yang hidup pada zaman itu. Setiap zaman terdapat ramai ulama' untuk kita dapatkan ilmu, jadi kenapa kita raikan Ulama' yang meninggalkan berkurun2 lamanya? (Tujuan mengadakan Majlis Haul) 

Ia adalah untuk mengenangkan kita kepada seseorang yang meninggalkan lama seperti Imam Abdullah Ibn Alawi al-Hadad. Kita ingin mengambil keberkesanan dan contoh mendidik anak-anak, wanita dan ummah dengan kedamaian dan akhlak yang indah. 
2 objektif penting dalam menghadiri Haul.

1) Mengambil keberkatan dari orang-orang yang dekat dengan Allah SWT. Mengambil pengajaran daripada para auliya' & orang soleh. Dalam mengingati orang soleh, Allah akan menurunkan rahmat.

2) Mengenalkan generasi dahulu kepada generasi sekarang supaya anak muda generasi sekarang mempunyai keterikatan yang kuat dengan manhaj dari Hadhramaut, adat, tasawwuf, manhaj Asyairah. Kita menghadapi cabaran dahsyat pada zaman banyak perubahan sehingga mengancam kehormatan orang yang bersyahadah.

Mengingatkan contoh yang menjadi teladan kepada kita. Mengingati kepada satu sifat, golongan yang bersungguh-sungguh menepati janji Allah. 

Kita perlu kaji sirah mereka seperti bagaimana mereka atur waktu mereka, wirid mereka dan sebagainya. 

Supaya diperbaharui pemahaman kita dengan orang orang mulia seperti Imam Al-Haddad. Imam Al-Hadad ialah seorang yang mempunyai rahsia ilmu Allah bersambung nasabnya kepada Rasulullah. Kita perlu warisan ilmu tersebut.Imam Al-Haddad yang perbaharui dakwah Nabi dengan sanad yang bersambung, mewarisi ilmu dari Nabi Muhammad S.A.W. Nendanya, Imam Ahmad Isa Al-Muhajir berhijrah dari Iraq ke Hadhramaut, membawa risalah perdamaian.

Nendanya di atas lagi, Ali Al-Uraidhi menghidupkan ajaran perdamaian di Kota Madinah, belajar dari Imam Zainal Abidin yang diwarisi dari Hasan dan Hussin seterusnya diwarisi daripada sahabat.

Sanad yang disebut sebentar tadi dalam bait-bait syair asal-usul ajaran beliau tentang guru-gurunya iaitu Imam Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir dll.

Sanadnya yang bersambung, kata Imam al-Hadad, "Guru-guru yang aku ambil ilmu daripadanya mendapat hidayah dan sentiasa beriringan dengan Quran (akhlaknya). Imam al-Hadad mewarisi ilmunya, 

5 Perkara penting ajran Imam al-Hadad :
1) Ilmu
2) Amal
3) Ikhlas
4) Rasa takut kepada Allah
5) Wara'

Pentingnya kita menjaga lisan daripada memaki orang lain. Elakkan diri kita daripada tergelincir dalam fitnah yang menumpahkan darah.

Acara Haul diraikan untuk mengkaji apa yang diletakkan oleh Imam Al-Hadad yang kuat dengan pegangan syariat. Beliau mengatur gaya hidup melalui kitab-kitabnya, karya2, syair2 - membawa konsep perdamaian. Maka tidaklah menakjubkan kita mengatakan Imam Abdullah Ibn Alawi Al-Haddad ialah Mujaddid abad ke-13.

Di manakah mereka yang mengajak kepada kedamaian, keselamatan yang dilaungkan di Timur dan Barat? Zaman sekarang banyak orang mencaci maki orang lain. Bacalah Kitab Imam Abdullah bin Alawi al-Hadad , isinya supaya menjaga lisan dan tangan. Juga terkandung dalam Wirdul Latifnya, doanya. Ajarannya menyesuaikan dengan hak Allah dan manusia seimbang. 

Dalam menghadiri Majlis Haul, saya menyeru kpada semua yang hadir untuk kita serius membaca kitab-kitab Imam Al-Haddad, pada hakikatnya isi kandungannya adalah satu manhaj dalam hidup dan kesan tulisannya adalah manfaat untuk seluruh manusia dalam dunia ini. Pegangan Imam al Haddad yang diwarisi ialah perdamaian pada setiap keadaan. Kita perlu memperbaharui pemahaman kita, baik anak muda, mahupun ibu bapa pada zaman fitnah yang sangat berat. Adakah ada seruan untuk bergaduh dan saling bermusuhan sesama kita ? Untuk menggulingkan sesebuah negara ?

Tulisannya mengandungi manhaj yang memberi kesannya di Malaysia, Indonesia, Afrika, Sri Lanka. Iaitu karya , manhaj ajaran dari Ulama' Hadhramaut. Konsep Kasih sayang dan perdamaian. 

Dalam menghadapi fitnah akhir zaman, supaya tidak bergabung dengan orang yang membawa fitnah pertumpahana darah dengan batil kecuali orang yang benar dan Haq untuk fisabililah. (Yang layak memimpin fisabililah).

Madrasah Hadhramaut, Alawiyah mengajar kita erti keamanan, kedamaian - mengambalikan dengan 2 kaedah penyelesaian masalah - dlm Ekonomi, akidah, sosial ..:

1) Konsep perdamaian
" tiada Kebaikan untuk membicarakan melainkan perkara yang mengajak pada Kebajikan...."

2) Mengingati Allah, Zikir, takut pada Allah, Majlis Selawat - ada nasihat -ajaran utama Nabi Allah berfirman : " Wahai orang beriman , berzikirlah banyak2... "

Masalah politik, Ekonomi, akidah, sosial, - Ingat Allah, takut Allah, bila berdepan dengan kepelbagaian masalah. Tidak pernah kita diajar untuk mengangkat senjata dan saling berbunuhan. Ajaran Imam al-Hadad wajib kita kaji dan dalami. Manhaj dibawa beliau dalam negeri ini penuh barakah. Konsep ajaran Imam al-Hadad mengajar erti Kasih sayang bukan permusuhan dan pembunuhan.

Pada penghujung Majlis, saya ingin menyampaikan dalam Masjid ini perhimpunan Kita - Kita pada hakikatnya ada 1 tugasan penting kerja Kita untuk mendamaikan manusia & ikat manusia dengan Allah. Ramai manusia tidak mengetahui konsep yang dibawa Imam al-Hadad. Di dalamnya ada perkara penting yang menjadi wasilah kepada Allah. 

Di dalam media sosial apa yang dipelajari daripada sekolah-sekolah yang ada menyalahi adab sopan santun. Hidup pada zaman kini menyampaikan segala daripada media2, filem2 , penuh cabaran yang dahsyat.

Kekeliruan anak muda pada zaman fitnah kini. Banyaknya yang ada di media sosial menyalahi, bermuhasabah diri dan kaji ilmu dengan guru yang bersanad. Supaya generasi anak muda sekarang terdidik dengan baik. 

* Menegakkan konsep Al-Islah
* Penting Guru bersanad - mendidik hati & jiwa baik Lelaki dan perempuan . ( Guru terbaik)
* Zaman kini, Ilmu banyak, cara memahami ilmu menggunakan akal yang banyak. Masalah memahami menggunakan hati "Bukan buta mata, tetapi buta hati.
* Pentingnya mengambil Ilmu daripada Ulama' yang mengajar hubungan dengan Allah. Bersihkan hati dan jiwa supaya generasi muda zaman kini terdidik dengan kebaikan. 
"Beri pada aku hati kamu, aku sampaikan kamu pada Allah".

(Diterjemahkan oleh Habib Ali Zainal Abidin)

10.
Mengenali Ilmu Syariat, Tariqat, Hakikat Dan Makrifat

Mari kita berkongsi secara ringkas, padat dan tersusun mengikut ilmu tradisi (Ulama Nusantara) yang bersanad hingga kepada Baginda S.A.W.

SYARIAT:

Adalah ilmu Fardhu Ain (wajib dipelajari oleh setiap mukalaf) iaitu ilmu;
a) Tauhid (manhaj Ahli Sunnah Waljamaah-Imam Abu Hasan Al Asyaari dan Imam Abu Mansur Al Mathuridi).
b) Feqah (Ilmu pelaksanaan ibadah, muamalah,munakahah, jenayah-mengikut prinsip Imam Muhammad Bin Idris iaitu Imam Asy-Syafie).
c) Tasawuf (Ilmu peradaban dalam mendidik hati dengan membuang 10 sifat mazmumah dan mengisi 10 sifat mahmudah-Imam Al-Ghazali).

TARIQAT (Jalan):

a) Segala perlakuan dalam melaksanakan ilmu syariat diatas.
b) Terbahagi kepada dua
-Tariqat Wajib seperti Solat, Puasa, Zakat, Haji dsb. (Segala rukun Islam dan rukun Iman).
-Tariqat Sunat (fadhailul amal seperti zikir-zikir yang dibawa oleh ahli sufi yang telah berjaya seperti Naqsyabandi, Syazili, Satari,Ahmadi, dll.

HAKIKAT:

a) Ilmu rasa yang membawa kita kepada dapat melihat kerja Allah dalam setiap detik.
b) Membawa kepada rasa kehambaan dan rasa bertuhan.
*perlu kepada pimpinan Guru, jika tidak akan tersasar.

MAKRIFAT :

a) Satu hadiah dari Allah yang membuatkan seseorang itu meredhai apa sahaja yang berlaku dalan hidupnya samada positif atau negatif kerana rasa hubbullah (cinta Allah) telah mendalam didalam sanubarinya. Tiada keluh kesah bagi mereka.

*Hakikat dan Makrifat adalah ilmu rasa, bukan ilmu kalam bermaksud tidak ada tuntutan didalam memburu ilmu ini tetapi tuntutannya adalah dalam memburu pimpinan Guru yang beramal dengan Syariat dan Tariqat Wajib. Dan lebih afdal jika Guru itu juga mengamalkan Tariqat Sunat.

Semoga kita semua memahami dasar ilmu ini tentang apa itu Syariat, Tariqat, Hakikat dan Makrifat.

Jika ada Guru yang menyatakan beliau mengajar ilmu Hakikat dan Makrifat tetapi meninggalkan Tariqat (khususnya yang wajib) dan jahil Syariat, tinggalkanlah Guru tersebut kerana disitu terletaknya Ghurur (tertipu) mengikut faham Imam Al-Ghazali.
Wallahua'lam.

11.
Perjuangan Ulama Sufi Di Medan Jihad Untuk Tegakkan Islam - Bahagian 1

Oleh Ust. Husni Al Langkati

Banyak sekali kita dengar dari golongan yang memusuhi dan anti sufi bahwa ulama sufi tidak pernah mengikuti peperangan jihad fisabilillah, mereka hanya sibuk dengan ibadah dan melupakan kewajiban jihad, mereka mencoba untuk menghilangkan sejarah yang pernah diukir oleh pembesar-pembesar sufi yang ikut dalam perjuangan melawan kafir-kafir penjajah negeri islam, mereka memutar balikkan fakta yang ada, selanjutnya mereka membanggakan diri dengan menyebut sebagai pahlawan yang mati-matian menyerang musuh islam dan mengobarkan panji jihad, mereka adalah musuh Amerika yang tidak takut mati, musuh umat kristen yang gagah berani, ditangan mereka berdirinya syari`at, merekalah kelompok yang benar dan berjaya mendapatkan naungan surga.

Tetapi apakah jihad mereka sesuai dengan peraturan al-Qur`an dan sunnah Nabi, kenapa banyak umat islam yang mereka bunuh dengan letupan bom, berapa banyak nyawa melayang dengan serangan bom rakitan yang diledakkan oleh mereka, berapa banyak perempuan yang jadi janda hanya karena tidak faham makna jihad sebenarnya, berapa banyak anak-anak menjadi yatim karena bom bunuh diri, Bali yang indah digoncang oleh bom atas nama jihad mereka, Jakarta yang megah diserang bom atas nama jihad, Besawir Pakistan yang meriah hancur luluh lantah dihantam bom bunuh diri atas nama jihad, Syarmun Syeikh Mesir yang cerah tidak ketinggalan di bom oleh mereka, somalia menjadi tempat darah bersimbah hanya atas nama jihad, yang mati juga orang islam, yang diperangi juga orang islam, inikah jihad mereka, padahal Rasulullah saw melarang kita untuk membunuh kafir Zimmi, bagaimana pula mereka membunuh umat islam?

Para ulama sufi dari dahulunya memang sudah dikenal tangguh di medan perang, mereka tidak pernah takut mengikuti peperangan, tetapi mereka tidak suka membesar-besarkan keikutsertaan mereka di dalam peperangan, karena hal tersebut bisa membuat niat tidak ikhlas. Sebab itulah Imam Bukhari meletakkan hadits niat di dalam bab berjihad fisabilillah, karena niat yang ikhlas dalam bejihad sangat penting sekali, orang yang mati dalam peperangan fisabilillah jika tidak memiliki niat yang ikhlas maka dia mati sia-sia tidak mendapatkan gelar syahid.

Tetapi diantara para Sufi yang mengikuti peperangan melawan kaum kuffar ada terdapat sebagiannya yang telah ditulis oleh sejarah, diantara ulama-ulama sufi yang mengikuti peperangan melawan musuh adalah :

1 - Imam Abu Hasan Syadzuli, sebagai Imam Sufi yang teragung, dan telah menggambungkan ilmu hakikat dan syari`at, Qutub pada zamannya, mengikuti peperangan yang terjadi di Kota Mansurah ( Mesir ) pada tahun 642 hijriyah. Walaupun umur beliau telah melewati enam puluh tahun, mata beliau telah buta tetapi tidak mematikan semangatnya untuk menyertai jihad fisabilillah. Siang malam beliau berdo`a agar Allah memberikan kemenangan dalam peperangan melawan pasukan Salib yang datang melalui kota Dimyath. Akhirnya pada suatu malam beliau mendapat kabar gembira dari Rasulullah saw dalam mimpinya tentang kemenangan umat islam. Sulthan ulama izzuddin Abdussalam meminta pasukan Islam mendengarkan kabar gembira dari Syeikh Abu Hasan Syadzuli sehingga kabar gembira tersebut menjadi kenyataan yang indah, pasukan salib dapat dikalahkan bahkan Raja Lois IX ditawan oleh umat islam dan diletakkan dirumah Ibnu Luqman dikota Mansurah ini terjadi pada tahun 648, tempat ini masih ada sampai sekarang, syeikh Abu Hasan meninggal dunia pada tahun 656 hijriyah dan dikuburkan di Humaisara. (1 )

2 - Syeikhul Islam Sulthonul ulama al-Mujtahid Izzuddin Abdussalam merupakan seorang sufi yang hebat dan berani, beliau merupakan ulama yang sangat ditakuti dan di segani, tidak hanya ahli dalam ilmu agama tetapi juga ikut tampil didalam peperangan melawan musuh islam, keberaniannya juga terlihat dihadapan para pemerintahan islam yang tidak patuh terhadap ajaran agama, beliau juga selalu mengikuti pengajian Syeikh Abu Hasan Syadzili dan sangat menghormatinya, diantara peperangan yang beliau ikuti adalah :

a ) Peperangan Salib yang terjadi di kota Mansurah menghadang pasukan musuk yang datang melalui kota Dimyath menuju kota Kairo, didalam peperangan ini beliau beserta Syeikh Abu Hasan Syadzuli ikut terjung langsung ke medan jihad sehingga tertawannya Raja Lois IX, diantara peristiwa yang sangat dikenang ketika itu adalah teriakan Syeikh Izzuddin kepada angin ketika melihat banyaknya kapal-kapal perang Francis yang menghadap ke dermaga Dimyath, dengan suara yang kuat Syeikh Izzuddin berkata : ” Wahai angin hancurkan meraka “, ketika itu juga angin menghancurkan kapal-kapal perang Francis, sehingga seorang prajurit muslim mengatakan : Segala puji bagi Allah yang telah melihatkan kepada kami dari golongan umat Nabi Muhammad yang telah Allah mudahkan untuk menundukkan angin.

b) Peperangan melawan Tatar, ketika itu Tatar telah menguasai Baghdad dan ingin menuju Syam, mendengar kabar kedatangan tentra Tatar yang tidak berprikemanusian dan terkenal biadap, maka Sulton Saifuddin Quthruz mempersiapkan tentera untuk menyerang pasukan Tatar, tetapi serangan tersebut setelah hari raya, Syeikh Izzuddin menyeru kepada Sulthan agar menyerang mereka ketika bulan ramadhan dan menjanjikannya dengan kemenangan, janji tersebut menjadi kenyataan sehingga pasukan Tatar ( Mongngolia ) kalah didalam peperangan Ainul Jalut pada tahun 658 hijriyah. Beliau meninggal dunia tahun 660 hijriyah (2 ).

(Bersambung bahagian 2)

12.
Perjuangan Ulama Sufi Di Medan Jihad Untuk Tegakkan Islam - Bahagian 2

(Sambungan Dari Bahagian 1)

3 – Pangeran Abdul Qadir al-Jaza`iri, seorang yang ahli didalam ilmu hadits dan tasawuf yang memiliki sifat tawadhu` dan rendah hati, tetapi tidak ingin negerinya dijajah oleh Francis, beliau menyerang tentera musuh dengan gagah berani sehingga melemahkan pasukkan Francis dan keuangan mereka, peperangan ini memakan waktu lebih dari tujuh belas tahun lamanya.(3 ).

4 -Syeikh Ahmad Syarif Sanusi, ketika Syeikh Ahmad telah dilantik menjadi pemimpin Zawiyah Tariqah Sanusiyah pada tahun 1900 Masehi bertepatan tahun 1320 Hijriyah, beliau langsung menyatakan perang melawan musuh Allah penjajah tanah air mereka, gerakan ini membuat pasukkan Francis kewalahan menghadapi serangan pasukan Sanusiyah, ketika itu juga pasukan Italia telah menguasai Barqah, tetapi mendapat perlawanan dari Syeikh Ahmad Syarif Sanusi, perjalanan hidupnya penuh dengan perjuangan sehingga beliau meninggal dengan tenang di kota Madinah setelah datang dari Syam.( 4 )

5 – Umar Mukhtar, seorang tenaga pendidik di Jawiyah Sanusiyah yang telah mengambil Tariqah dari Mursyid Sanusiyah, beliau mengajak murid-muridnya untuk berjihad fisabilillah melawan Italia yang telah menduduki kota Banghazi Libya, beliau telah memerangi Italia sebanyak 263 kali dalam masa duapuluh bulan saja, membuat Pasukkan Italia marah dan mengepung pasukkannya, sehingga banyak tentera islam yang menyertainya jatuh gugur menghadap Allah, akhirnya beliau ditangkap dan dipenjara selama empat hari, kemudian dihukum gantung sampai mati pada tahun 1350 hijriyah.( 5 )

6 – Muhammad Izzuddin Qassam Syadzuli, beliau merupakan seorang syeikh Jawiyah Syadzuliyah di gunung al-Adhamiyah dibahagian negeri Suria, setelah selesai perang dunia pertama tahun 1918 M negeri Francis menjajah bahagian tepi pantai Suria, ketika itu beliau mengajak para muridnya untuk mengangkat senjata menyerang penjajahan Francis, beliau juga turut perang melawan Israel yang telah menduduki Palestina, pada tahun 1934 meletus revolusi sehingga beliau gugur Syahid dalam peperangan, kemudian dikuburkan di Haifa, murid-muridnya sampai sekarang masih ada dan memiliki pasukkan yang berani didalam peperangan, pasukkan itu adalah Kata`ib Izzuddin Qassam. ( 6 )

Masih banyak lagi pahlawan-pahlawan sufi yang gugur didalam peperangan baik yang dicatat di dalam sejarah maupun tidak tertera, semoga Allah melimpahkan surga kepada mereka dan kita semua.

*Medan, Sumatra Utara, Indonesia Lahir di Besitang Langkat tarikh 26 Dzulqa`idah 1400 H,Tamat SDN 050780 thn 1992, Ijazah Tsanawiyah Negeri 31 Mei 1996,Ijazah Tsanawiyah Ma`had Musthafawiyah 1997 M, Musthafa,Ijazah Mas 29 Mei 1999 M, Ijazah Lisence Universitas Al-Azhar 2004 M, Ijazah Defloma Master Ma`had Ali Darasat Islamiyah 17 Januari 2007 M, Kuliyah Usuluddin al-Azhar Jurusan Hadits Syarif.

Note:

( 1 ) Bayanul Jazim Anna Tasawuf litazkiyatil Insan Nahjul Lazim karya Sa`id Abul `As`ad : 132, Tabaqat Syadzuliyah al-Kubra karya Abu Ali Hasan bin Muhammad al-Faasi : 20. Husnul Muhadharah Fi Tarikhi Mesr Wal Qahirah Karya Imam Sayuti : 1 /401.
( 2 ) Bayanul Jazim : 133 , Husnul Muhadharah Fi Tarikh Mesr wal Qahirah : 1 / 142, Maktabah al-`Ashriyah Lubnan.( 3 ) Bayanul Jazim : 134
( 4 ) Bayanul Jazim : 136
( 5 ) Natsrul Jawahir Wa Dururu Fi Ulama Qarni Rabi` `Asyar :1/939, Bayanul Jazim : 144.( 6 ) Natsrul Jawahir Wa Dururu Fi Ulama Qarni Rabi` `Asyar : 2 / 1352.

13.
Ustaz Iqbal Zain - Merendah Diri Kunci Ilmu Ladunni

MERENDAH DIRI KUNCI ILMU LADUNNI

MERENDAH DIRI MEMPUNYAI 7 TERAS :

⊙ Merendah diri pada hati
(Perkataan yang terlintas di hati)

⊙ Merendah diri pada akal
(Menjaga sangkaan akal)

⊙ Merendah diri pada lidah zahir
(Menjaga tutur bicara dalam berkata)

⊙ Merendah diri pada pandangan
(Tidak merendah makhluk dlm melihat)

⊙ Merendah diri pada intonasi suara
(Menjaga nada suara dalam ucapan)

⊙ Merendah diri pada tingkah laku diri & tulisan
(Menjaga tingkah akhlak lahiriah anggota)

⊙ Merendah diri pada insan, haiwan dah tumbuhan.

(Menghormati mereka dengan meletakkan mereka di tempat yang tertinggi pada 'penglihatan' dan 'sangkaan')

Kisah Imam Ghazali menuntut ilmu dengan penyapu

Imam Ghazali seorang Ulama besar dalam sejarah Islam, hujjatul islam yang banyak hafal hadist Nabi SAW. Beliau dikenal pula sebagai ahli dalam filsafat dan tasawuf yang banyak mengarang kitab-kitab.

Suatu ketika Imam Al Ghazali menjadi imam disebuah masjid . Tetapi saudaranya yang bernama Ahmad tidak mahu berjamaah bersama Imam Al Ghazali lalu berkata kepadanya ibunya :

“Wahai ibu, perintahkan saudaraku Ahmad agar solat mengikutiku, supaya orang-orang tidak menuduhku selalu bersikap buruk terhadapnya“.

Ibu Al Ghazali lalu memerintahkan puteranya Ahmad agar solat makmum kepada saudaranya Al Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu, solat bermakmum kepada Al Ghazali.Namun ditengah-tengah shalat, Ahmad melihat darah membasahi belakang Imam. Tentu saja Ahmad memisahkan diri.

Setelah solat Imam Al Ghazali bertanya kepada Ahmad, saudaranya itu : “Mengapa engkau memisahkan diri (mufaraqah) dalam solat yang saya imami ? “. Saudaranya menjawab : “Aku memisahkan diri, kerana aku melihat belakangmu berlumuran darah “.

Mendengar jawapan saudaranya itu, Imam Ali Ghazali mengakui, hal itu mungkin kerana dia ketika solat hatinya sedang tergikir-fikir masalah fiqih yang berhubungan haid seorang wanita yang mutahayyirah.

Al Ghazali lalu bertanya kepada saudara : “Dari manakah engkau belajar ilmu pengetahuan seperti itu ?” Saudaranya menjawab, “Aku belajar Ilmu dari Syeikh Al Utaqy AL-Khurazy yaitu seorang tukang jahit sepatu-sepatu bekas (tukang sepatu) . ” Al Ghazali lalu pergi kepadanya.

Setelah berjumpa, Ia berkata kepada Syeikh Al Khurazy : “Saya ingin belajar kepada Tuan “. Syeikh itu berkata : Mungkin saja engkau tidak kuat menuruti perintah-perintahku “.
Al Ghazali menjawab : “Insya Allah, saya kuat “.

Syeikh Al Khurazy berkata : “Bersihkanlah lantai ini “.

Al Ghazali kemudian hendak melakukannya dengan penyapu. Tetapi Syeikh itu berkata : “Sapulah (bersihkanlah) dengan tanganmu“. Al Ghazali menyapunya lantai dengan tangannya, kemudian dia melihat kotoran yang banyak dan bermaksud menghindari kotoran itu.

Namun Syeikh berkata : “Bersihkan pula kotoran itu dengan tanganmu“.

Al Ghazali lalu bersiap membersihkan dengan menyisingkan pakaiannya. Melihat keadaan yang demikian itu Syekh berkata : “Nah bersìhkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu” .
Al Ghazali menuruti perintah Syeikh Al Khurazy dengan redha dan tulus.

Namun ketika Al Ghazali hendak akan mulai melaksanakan perintah Syeikh tersebut, Syeikh langsung mencegahnya dan memerintahkan agar pulang.

Al Ghazali pulang dan setibanya di rumah beliau merasakan mendapat ilmu pengetahuan luar biasa. Dan Allah telah memberikan Ilmu Ladunni atau ilmu Kasyaf yang diperoleh dari tasawuf atau kebersihan qalbu kepadanya.
-----------
Imam Ghazali telah menanggalkan pakaian kebesarannya lalu memakai pakaian orang kebanyakan, lalu diambilnya penyapu untuk membersihkan kawasan gurunya berbulan lamanya.. bila ditanya pada gurunya bila dia nak ajar saya 'ilmu'?, gurunya pesan.. sudahlah, kamu sudah tamat pengajian (iaitu ilmu merendah diri dan membuang sifat sombong dari hati) Lalu beliau didoakan oleh gurunya (Aulia yang mustajab doanya) agar dikurniakan ilmu-ilmu tersembunyi buat Imam Al Ghazali).

Setelah hari itu, Imam Ghazali merasa pelik pada saat setiap kali beliau ingin mengarang kitab, "Bilakah masanya aku belajar ilmu ini?" Rupanya barulah dia sedar bahawa ilmu yang dipelajarinya dari gurunya itu bukanlah ilmu lisan dan ilmu tulisan, tetapi ia ilmu buah hasil dari sifat 'ikhlas' yang dicampamkan Allah ke dalam hatinya - laduni ...

Beliau mengikhlaskan dirinya pada saat beliau menuntut ilmu serta melaksanakan amanah amanah Allah yang 'tertinggi' iaitu merendah diri untuk menjadi 'hamba' Allah yang sebenar benarnya di sisi-Nya.

Wallahua'lam.

14.
Bicara Cinta Dan Rindu... - Dari Al-Mahabbah karya Imam Al-Ghazali


Sirri As-Saqathi mengatakan, “Siapa yang mencintai Allah, maka ia hidup. Siapa yang cenderung pada dunia, maka ia kurang waras.

Orang tolol menjalani pagi dan petang harinya tanpa melakukan apa-apa. Sedangkan orang yang berakal sentiasa meneliti kekurangan-kekurangannya.”

Nabi juga pernah ditanya, “Apa amal yang paling utama?” Maka Nabi menjawab, “Redha kepada Allah dan cinta kepada-Nya.“

Tentu kita adalah orang yang waras. Yang selalu menggunakan akal dan hati untuk melihat kurnia dan cinta Allah yang begitu besar bagi kita. Demi cinta dan cinta-Nya, Allah menciptakan kita. Setiap helaan dan hembusan nafas dan apa saja yang kita nikmati setiap saat dan sisi adalah simbol cinta-Nya. 

Dia Maha Pencemburu ketika melihat kekasihnya pindah ke lain hati, atau lebih mencintai dunia semua daripada Tuhannya sendiri. Awas dengan cemburu-Nya Allah, pantas saja kita derita kerananya.

Ibrahim bin Khawwas mengatakan, “Cinta adalah terhapusnya keinginan dan terbakarnya sifat2 mu dan kebutuhan.”Abu Yazid berkata, “Seorang pecinta tidak mencintai dunia maupun akhirat. Yang ia cintai hanyalah Yang Menguasai dunia dan akhirat.” Sedangkan Asy-Syibli mengatakan, “Cinta adalah ketakjuban terhadap kenikmatan-Nya dan kehairanan dalam mengagungkan-Nya.

Suatu saat Sahal At-Tustari ditanya tentang cinta, ia pun menjawab, “Cinta adalah kasih sayang hamba-Nya kerana musyahadahnya setelah ia memahami apa yang dikehendaki Allah.”

Semoga kita bisa mencinta Allah, menjadi kekasih-Nya, serta siap menerima limpahan cahaya cinta-Nya yang masuk ke relung hati kita dengan terbukanya Kaabah Sirri. 

--Dikutip dari Al-Mahabbah karya Imam Al-Ghazali--


15.
DR. HJ. JAHID HJ. SIDEK - TAREKAT SATU KEWAJIPAN (Bahagian 1)

DISEDIAKAN OLEH:
Dr. Hj. Jahid Hj. Sidek
Ahli Jalsah Turuq Sufiyyah Jabatan Mufti Negeri Sembilan
Dipertua Persatuan Kebajikan Bina Budi Malaysia (BUDI)
Pusat Rawatan Islam Manarah (PRIM)
Astana Budi
Lorong Beringin, Kuang.


TAREKAT SATU KEWAJIPAN

PENDAHULUAN

Tarekat tasawuf walaupun telah disyariatkan dan dalilnya terdapat dalam al‐Quran dan sunnah, namun ianya tetap menjadi pekara yang sangat kontroversi. Majoriti masyarakat Islam menolak tarekat tasawuf. Meraka yang menerima tarekat tasawuf merupakan golongan menoriti yang sangat kecil bilangannya, umpama satu titik dalam al‐Quran. Dalam seminar tasawuf yang dianjurkan oleh JAKIM di ILIM, pada 7 hingga 8 september 2015 yang lepas antara resolusi yang dicapai ialah hukum bertarekat adalah sunnat. Namun hukum sunat tersebut boleh berubah menjadi wajib musabbab.

DIFINASI TAREKAT
Syeikh Mohammad Zakaria al‐Kandahlawi dalam kitabnya Al‐Syari’ah 
wat‐Tariqah mendifinasikan tarekat dengan katanya :

ألطريقة هي إسم ثان للإحسان أو هي ألطريقة ألتي يمكن بها ألوصول إلي درجة الإحسان إلتي يقال ألتصوف

Maksudnya; “Tarekat adalah istilah kedua bagi al‐ihsan (yang tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh ‘Umar al‐Khattab r.a.) atau at‐Tarekat adalah jalan yang menyampaikan (seseorang) ke darjat ihsan yang dikenali juga dengan tasawuf…”

Berdasarkan difinasi diatas, sesiapa yang mahu sampai ke darjat ihsan wajiblah ia bertarekat tasawuf.

Syeikh Jirjani (w.816 H.) dalam kitabnya, at‐T’arifat, mendefinasikan tarekat sebagai:

ألسيرة ألمختصة للسالكين إلى الله من قطع ألمنارل والترقى في مقامات الإنزال

Maksudnya; “Tarekat (tariqah) ialah satu metod mujahadah khusus, (yang merangkumi kedua-dua aspek mujahadah zahir dan batin) bagi golongan salikin, untuk menuju kepada Allah s.w.t. (menuju kepada hakikat dan ma’rifahNya), yang mesti menempuh pelbagai manazil qalbiyyah (hal keadaan hati dan nafsu) dan (juga menempuh) peningkatan makam‐makam hati (maqamat qalbiyyah)( menerusi amalan dan latihan kerohanian, dengan bimbingan syeikh mursyid ).”

Berdasarkan difinasi ini, siapa yang mahu memperbaiki hati wajiblah ia bertarekat tasawuf.

(Sambungan Bahagian 2)

16.DR. HJ. JAHID HJ. SIDEK - TAREKAT SATU KEWAJIPAN (Bahagian 2)

(Sambungan Bahagian 1)

BERBAGAI SUDUT YANG MEWAJIBKAN
TAREKAT TASAWUF KE ATAS SESEORANG


Kewajipan (wajib musabbab) seseorang untuk bertarekat dengan mana-mana tarekat tasawuf dapat kita telitikan dari berbagai sudut seperti yang akan dijelaskan di bawah ini:

SUDUT PERTAMA:
Dhikrullah adalah prinsip utama yang sangat penting bagi ilmu tasawuf. Abu Qasim al-Junaydi al-Baghdadi (w.297H) menegaskan dengan katanya:

ذكر الله ركن قوي في هذا العلم بل لا يصل احد الي الله الا بدوام الذكر

Maksudnya: “Dhikrullah adalah rukun yang utama dalam ilmu tasawuf ini, bahkan seseorang mukmin tidak akan sampai (ke tingkat hakikat dan makrifah) Allah, kecuali ia sentiasa kekal berdhikir."

Dengan penegasan syeikh Abu Qasim tersebut, dapat kita lihat bagaimana kedudukan sebenar tarekat tasawuf dalam tasawuf. tarekat tasawuf tidak boleh dipisahkan dari tasawuf sama sekali. Memisahkan tarekat tasawuf dari tasawuf bererti merobohkan asas atau prinsip terpenting ilmu tasawuf. Nyata salahnya pandangan orang mengakatakan ;tarekat tasawuf tidak ada kena mengena dengan tasawuf. 

Salah juga anggapan sesetengah cerdik pandai Islam; tasawuf sangat baik dipelajari dan diamalkan, tetapi tarekat tasawuf tidak perlu. Mereka yang berpandangan demikian, memberikan hujjah bahawa Imam Ghazali hanya bertasawuf tidak terlibat dengan tarekat tasawuf, boleh mencapai kedudukan yang tinggi sebagai salah seorang tokoh tasawuf yang unggul. Sila telitikan semua karya Imam Ghazali, pasti kita akan temui pelbagai fakta yang menunjukkan Imam Ghazali mengamalkan tarekat tasawuf.

SUDUT KEDUA;
Usaha meningkatkan ilmu dan kefahaman mengenai Allah ke tingkat hakikat dan makrifah, mesti menerusi amalan tarekat tasawuf. Kerana mengenal Allah mesti melalui dua tahap:

Tahap pertama, peringkat sama’ie dengan menggunakan akal. Di tahap ini, kita perlukan guru, kitab, akal yang cekap dan bijak dan kesungguhan. Insyallah kita akan dapat ilmu dan kefahaman tauhid. Di peringkat ini kita mengenal Allah dengan dua dalil, iaitu: Dalil Naqli (ayat maqruah) dan Dalil ‘Aqli (ayat mariyyah).

Tahap kedua, peringkat dhawqi (rasa rohani) yang biasanya akan didapati menerusi amal sentiasa kekal berdhikrullah, tafakkur/muraqabah dan tazakkur. Di sinilah letaknya kewajipan seseorang beramal dengan mana-mana tarekat tasawuf yang dipimpin oleh seorang sheikh mursyid. Apa yang dikurniakan terus oleh Allah ke dalam hati ialah hakikat dan ma’rifah. Allah berfirman :

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ

Maksudnya: “Dan mereka yang bersungguh-sungguh bermujahadah dalam (jalan-jalan agama) Kami, nescaya Kami akan hidayatkan jalan-jalan agama Kami itu.”(Surah Al-Ankabut: 69)

Allah juga berfirman:

وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُۗ

Maksudnya: “Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, nescaya Allah akan kurniakan kamu ilmu.”(Surah Al-Baqarah: 282)

Rasulullah (s.’a.w.) pernah bersabda :

من عمل بما علم ورثه الله علما ما لم يعلم

Maksudnya: “Sesiapa yang beramal dengan ilmu yang ia ketahui, maka Allah kurniakan ilmu yang ia belum ketahui.”

(Sambungan Bahagian 3)

No comments:

Post a Comment